Menikah? Terima kasih, tidak!

Jika memang pada dasarnya wanita adalah tulung rusuk yang hilang dari pria, apakah harus tulang rusuk itu kembali ke tempatnya?


Sudah berulang saya ditanya tentang "Kapan Nikah?", "Mau umur Berapa Menikah?", "Sudah siapkah untuk Menikah?" Dll.

Jujur, ini merupakan pertanyaan paling sulit yang pernah saya dapatkan. Saya lebih baik ditanya "mengapa belum kuliah, tidak punya uang ya?" daripada ditanya tentang pernikahan. Menghindar adalah the best solution ketika dihadapkan pada pertanyaan seperti itu, buang-buang waktu dan tenaga untuk menjawab, itulah alasannya, ada dorongan kuat dalam diri saya untuk menutup telinga dari hal-hal yang berbau pernikahan.

Dari kecil, saya terbiasa menonton sinetron miris, membaca kisah sedih, melihat kehidupan real, semuanya tentang hal-hal yang tidak mengenakan yang terjadi pada sesuatu yang bernama pernikahan . Hal - hal menyedihkan seperti KDRT, PELAKOR, POLIGAMI terpampang nyata membayangi pikiran saya apalagi tak ada jaminan suami akan memperlakukan istri dengan baik, tak jaminan suami akan setia, tak ada jaminan saya akan mendapatkan keluarga yang SAMAWA, semuanya masih menjadi bayang-bayang.

Tak ada yang tahu tentang ketakutan saya tentang pernikahan, saya menutupinya dengan baik, saya berlagak biasa saja padahal hati saya bergetar kuat setiap datang ke acara pernikahan, bayangan perceraian menguasai kepala saya lagi.

Ketakutan saya semakin menjadi setelah saya mendengar kabar bahwa dunia istagram saat itu dihebohkan dengan video viral seorang istri yang melempari selingkuhan suaminya dengan lembaran uang 100ribu dan 50 ribuan, saya menangis setelah menonton video tersebut, saya takut, saya gelisah, saya semakin enggan untuk mendengar kata pernikahan.

Sebagai seorang wanita, saya tentunya binggung untuk menyikapi hal ini, disatu sisi saya benci dengan PELAKOR itu, disisi lain saya juga tidak tahu kemana arah Tuhan menakdirkan saya, saya punya hati yang entah akan melabuh kemana, bisa saja hati saya memilih suami orang dan saya akan menjadi salah satu dari PELAKOR tersebut, Naudzubillah. saya tidak ingin menyakiti, tapi siapa yang tahu akan masa depan?
Ahhh tidak mau, saya benci PELAKOR, saya benci Istri muda, saya tidak akan pernah mau menjadi bagian dari mereka, tidak mau.

Dua hari setelah saya menonton video viral itu, saya sengaja menonton video ceramah dari ustadz Abdul Somad tentang poligami, ada seorang ibu yang bertanya tentang hal yang menarik perhatian, begini pertanyaanya :

"Mengapa islam menghalalkan poligami sedangkan agama lain ada yang begitu menghargai kedudukan wanita dengan mengharamkan poligami?"

Itu pertanyaan yang menyayat hati pastinya, sebagian kecil dari hatiku mendukung pertanyaan tersebut. Tetapi dengan sedikit nada berat pak Ustadz berkata bahwa laki-laki itu tidak bisa jika tidak menuntaskan hasrat birahi nya, jika istri tidak bisa menunaikan kewajibanya dengan baik, maka suami akan mencari orang lain yang bisa melayaninya dengan batas 4 istri.

MIRIS SEKALI? Memang, tapi itulah kenyataannya.

Beliau ( UAS ) juga menambahkan bahwa orang luar negeri memang hanya memiliki satu istri, tetapi kalian tidak menghitung berapa banyak selingkuhanya, mereka memang menikah sekali, memiliki satu istri tetapi lihat apa terjadi, tetap saja hakikat laki-laki itu dipenuhi dengan seks dikepalanya, mereka mencari rumput hijau lain yang menarik perhatian mereka tanpa sepengetahuan istri. Naudzubillah.

Islam adalah agama paket lengkap, segala hal tentang kehidupan manusia mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi diatur dengan sedemikian rupa supaya manusia mempunyai akhlakul karimah. Termasuk dengan urusan berapa jumlah istrumu, Islam-pun punya solusinya, daripada suami lontang lantung mencari pemuas nafsu melalui hubungan yang tidak halal, lebih baik suami mempunyai lebih dari 1 istri yang bisa melayaninya, jadi ketika satu istri tidak bisa memenuhi kewajiban tersebut, istri yang lain bisa memenuhinya. masalah penghormatan kedudukan wanita, justru ketika suami selingkuh dan berganti-ganti pasangan tidurlah yang merendahkan wanita, selain mereka hanya dijadikan teman tidur tanpa dihalalkan didepan penghulu, istri juga ikut direndahkan karena telah dikhianati, lebih baik berbagi dengan sesama istri suami daripada berbagi dengan kupu-kupu malam yang setiap hari berganti wajah, suamipun tehindar dosa karena adanya hubungan sah.

Benar sekali bukan jawaban dari pak Ustadz?

Meski begitu, tetap saja hatiku berkata tidak, saya tidak siap disakiti, saya tidak mau dipoligami tapi aku tidak bisa menolak aturan Islam yang memang memberi hak kepada suami untuk beristri lebih dari satu, apalah daya, saya cuma bisa pasrah.

Saya bukanlah orang yang pedulian, saya tidak suka ambil pusing, tapi untuk masa depan, saya tidak pernah main-main.
Saya berpikir keras tentang solusi terbaik bagi diri saya untuk sebuah peenikahan.
Pikiran saya akhirnya terkunci pada satu keputusan, SAYA TIDAK AKAN MENIKAH,
saya lebih memilih untuk tetap sendiri daripada harus berbagi suami dengan wanita lain. Membayangkan suami dengan wanita lain, melakukan hal umyang juga suami lakukan kepadaku tentunya sangat menghancurkan, aku tidak sanggup, rasanya aku lebih baik mati, aku tidak mau dipoligami, aku tidak sanggup diselingkuhi, aku tidak kuat diperlakukan kasar ataupun sejenisnya. Aku tidak bisa.

Keputusan untuk tidak menikah masih kupegang erat sampai sekarang, bukan berarti aku tidak suka laki-laki, hanya saya, aku selalu menolak setiap ada laki-laki yang mengajakku kearah yang lebih dari sekedar teman. Aku beruntung karena aku belum pernah jatuh cinta karena aku memang tidak mau jatuh cinta, kuharap aku bisa lebih baik dari Direy yang sekarang tetapi saat ini keputusanku masih sangat bulat.

Jika kalian berpikir bahwa ada yang tidak normal dengan diriku, yah, akupun menyadarinya, tetapi aku tetaplah aku, aku tidak tahu kedepanya akan bagaimana, yang pasti sekarang, aku hanya mau fokus pada kehidupanku tanpa laki-laki yang memimpinku sebagai imam. Itulah kira-kira gambaran masa depanku.
Loh? Perawan tua dong? Iya, itulah keputusanku.

Bagi kalian yang membaca ini, saya tidak menyarankan kalian mengikuti jejakku, kalian berhak menentukan masa depan kalian, dan menikah adalah hal yang sangat baik. Lakukanlah! Saya selalu berharap kalian bisa bahagia dan beruntung dengan keluarga kalian. Apa yang saya putuskan biarlah saya memilihnya dan menanggung akibatnya, kalian berhak dengan hal yang lebih baik daripada jomblo seumur hidup.

Saya pamit dulu, terima kasih sudah mau membaca.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIAPA ITU DIREY DEALOVA? INI DIA BIODATA LENGKAPNYA.....

N'PURE Centella Essence, Jawaban untuk kelembaban di pagi dan malam hariku.

CARA MEMBUAT MIE SENDIRI DI RUMAH TANPA PEWARNA, TANPA PENGAWET, DAN HANYA 3 BAHAN, MUDAH DAN MURAH.