KAMPUNG TUMO PART 1
Pelosok bojonegoro, disinilah aku. Desa kecil penuh terik matahari ini menjadi tempatku bernaung selama 2 bulan ke depan, berbekal ilmu bahasa inggris, akupun bertekad meninggalkan Pare dan pindah ke desa kecil ini.
Kampung tumo, sebuah desa kecil di daerah tambak, hargomulyo, bojonegoro terdapat sekolah pramugari bernama Red Angels, disinilah aku mengajar. Sebagaimana bahasa inggris sangat dibutuhkan bagi sosok pramugari.
Saat pertama aku menuju ke desa ini, temanku yang mengantarku ragu akan adanya sekolah pramugari di tempat pelosok seperti ini, dia mengira bahwa aku akan diculik dan tidak akan ada yang tahu karena desa ini sangat terpencil, perjalanan menuju kesini pun dikelilingi oleh hutan yang lumayan panjang. Didukung panasnya matahari , semua seakan mengerikan dan temanku pun semakin yakin akan firasatnya.
Agak kesulitan bagi kami menemukan lokasi camp yang akan kutinggali, kondisi makin dibuat sulit karena baterai HP ku yang sudah low. Untungnya aku diberi live location sehingga bisa langsung ke lokasi camp setelah hampir tersesat.
Saat tiba di lokasi, aku langsung menghubungi salah satu tutor bahasa inggris yang akan menjadi partnerku dalam mengajar, ku kabarkan padanya akan kedatanganku, diapun melambaikan tangan, meminta aku dan temanku untuk naik ke camp dan menaruh barangku kedalam.
Sambutan awal yang kuterima membuatku terkejut, para calon pramugari seksi wara wiri dengan celana pendek ketat menampilkan lekuk tubuh penuh gairah. Tanpa malu, mereka berlalu didepan teman laki-laki yang mengantarku kesini sampai akhirnya temanku berkata "banyak godaan disini".
Tidak lama setelah itu, temanku pamit pulang sambil menampilkan wajah kurang yakin seolah bertanya "yakin nih mau ngajar disini? Gamau pulang ke pare aja? Tempatnya pelosok gini loh". Namun akhirnya yang keluar dari mulutnya hanya kalinat " is this beyond your expectation?"
Sambil tersenyum aku menjawab, " i have already known if this is village, so i dont exspect too much."
Aku masuk ke dalam camp disaat semua anak-anak pramugari datang ke gubuk tempat mereka belajar, di dalam camp hanya ada aku, satu tutor lain dan ibu camp, tidak kusangka tutor lain itu sedang curhat kepada ibu camp tentang keluh kesahnya mengajar pramugari yang ternyata sangat kurang ajar kepada beliau. Aku benar-benar dibuat tetkejut dihari pertama kedatanganku .
Menurut cerita yang kudengar dari tutor itu, para calon pramugari ini pergi malam hari bersama teman lelaki yang baru mereka kenal dan tanpa izin, akhirnya para tutor lah yang kena marah oleh owner sekolah ini.
Wow, aku tidak pernah menyangka akan datang disaat suasana sedang tidak mendukung seperti ini. Akupun sempat menyaksikan adegan eksekusi para calon pramugari yang dihantam oleh amarah habis-habisan oleh owner sampai akhirnya mereka minta maaf kepada tutor-tutor yang telah dibuat kena marah oleh owner sehingga tutor tersebut akhirnya merasa minta resign dari tugasnya. Tapi berkat nasehat dari owner akhirnya tutor itu tidak jadi resign dan masih bisa menemani saya mengahar disini.
Malam harinya aku di ajak ke gubuk berupa caffe tempat mereka biasa belajar dan setelah kepulangan dari sana, aku benar-benar binggung karena aku tidak diberi tahu akan tidur dimana dan seperti tidak diurus sama sekali. Akhirnya aku tidur di tempat salah satu kasur disini.
Hari keduaku tak kalah mengejutkanku karena dipenuhi rasa gabut, sejujurnya aku kaget ketika sudah sampai jam 9 malam tapi aku tetap tidak diberi makan padahal di pemberitahuan aku akan diberi makan 3 kali sehari. Saat kutanyakan, ternyata aku hanya diberi makan gratis setiap senin sampai jum'at sedangkan sabtu dan minggu aku harus beli makan sendiri.
Dan yang tak kalah mengejutkanku adalah salah satu tutor disini pergi liburan kebali sehingga tak ada yang membimbingku disini. Aku sudah bisa membayangkan Luar biasa gabutku nanti. Apalagi aku akan mengajar para pelajar yang saat ini sedang berada di pare sehingga ketika mereka datang ke sini nanti, akulah yang akan menyambut mereka. Padahal ini baru tanggal 23, dan mereka akan datang tgl 26, Ya Allah lamanya aku nganggur disini.
Ini sudah tanggal tanggal 24 dan aku sempat berdiskusi tentang materi yang akan kita ajarkan dengan salah satu tutor disini, tidak kusangka bahwa permasalahan tidak hanya antara tutor dan students disini, tapi juga antara tutor dan tutor karena terdapat banyak ketidak samaan pendapat disini, mulai dari ketidakasukaan sifat masing-masing maupun hal-hal lain seperti waktu pengajaran. Repotnya adalah Aku harus menengahi mereka pastinya.
Sambil menunggu murid baru datang, kegiatanku hanyalah makan dan tidur sambil melihat-lihat jam berusaha supaya waktu berjalan lebih cepat karena aku benar-benar bosan dengan keadaan disini yang tidak ada wifi. Jauh berbeda dari Pare tapi bagaimanapun juga, aku akan tetap berada disini lama lagi.
Baiklah mungkin itu dulu yang bisa aku share di pengalaman kali ini, ini akan tetap berlanjut di part kedua karena jika aku lanjut disini maka akan bengkak mata kalian bacanya. Sampai disini dulu ya guys . Akan ku ceritakan pengalaman aku mengajar disini setelah ku alami selama seminggu. So, tungguin ya.
See you
Salam ayam goreng
Kampung tumo, sebuah desa kecil di daerah tambak, hargomulyo, bojonegoro terdapat sekolah pramugari bernama Red Angels, disinilah aku mengajar. Sebagaimana bahasa inggris sangat dibutuhkan bagi sosok pramugari.
Saat pertama aku menuju ke desa ini, temanku yang mengantarku ragu akan adanya sekolah pramugari di tempat pelosok seperti ini, dia mengira bahwa aku akan diculik dan tidak akan ada yang tahu karena desa ini sangat terpencil, perjalanan menuju kesini pun dikelilingi oleh hutan yang lumayan panjang. Didukung panasnya matahari , semua seakan mengerikan dan temanku pun semakin yakin akan firasatnya.
Agak kesulitan bagi kami menemukan lokasi camp yang akan kutinggali, kondisi makin dibuat sulit karena baterai HP ku yang sudah low. Untungnya aku diberi live location sehingga bisa langsung ke lokasi camp setelah hampir tersesat.
Saat tiba di lokasi, aku langsung menghubungi salah satu tutor bahasa inggris yang akan menjadi partnerku dalam mengajar, ku kabarkan padanya akan kedatanganku, diapun melambaikan tangan, meminta aku dan temanku untuk naik ke camp dan menaruh barangku kedalam.
Sambutan awal yang kuterima membuatku terkejut, para calon pramugari seksi wara wiri dengan celana pendek ketat menampilkan lekuk tubuh penuh gairah. Tanpa malu, mereka berlalu didepan teman laki-laki yang mengantarku kesini sampai akhirnya temanku berkata "banyak godaan disini".
Tidak lama setelah itu, temanku pamit pulang sambil menampilkan wajah kurang yakin seolah bertanya "yakin nih mau ngajar disini? Gamau pulang ke pare aja? Tempatnya pelosok gini loh". Namun akhirnya yang keluar dari mulutnya hanya kalinat " is this beyond your expectation?"
Sambil tersenyum aku menjawab, " i have already known if this is village, so i dont exspect too much."
Aku masuk ke dalam camp disaat semua anak-anak pramugari datang ke gubuk tempat mereka belajar, di dalam camp hanya ada aku, satu tutor lain dan ibu camp, tidak kusangka tutor lain itu sedang curhat kepada ibu camp tentang keluh kesahnya mengajar pramugari yang ternyata sangat kurang ajar kepada beliau. Aku benar-benar dibuat tetkejut dihari pertama kedatanganku .
Menurut cerita yang kudengar dari tutor itu, para calon pramugari ini pergi malam hari bersama teman lelaki yang baru mereka kenal dan tanpa izin, akhirnya para tutor lah yang kena marah oleh owner sekolah ini.
Wow, aku tidak pernah menyangka akan datang disaat suasana sedang tidak mendukung seperti ini. Akupun sempat menyaksikan adegan eksekusi para calon pramugari yang dihantam oleh amarah habis-habisan oleh owner sampai akhirnya mereka minta maaf kepada tutor-tutor yang telah dibuat kena marah oleh owner sehingga tutor tersebut akhirnya merasa minta resign dari tugasnya. Tapi berkat nasehat dari owner akhirnya tutor itu tidak jadi resign dan masih bisa menemani saya mengahar disini.
Malam harinya aku di ajak ke gubuk berupa caffe tempat mereka biasa belajar dan setelah kepulangan dari sana, aku benar-benar binggung karena aku tidak diberi tahu akan tidur dimana dan seperti tidak diurus sama sekali. Akhirnya aku tidur di tempat salah satu kasur disini.
Hari keduaku tak kalah mengejutkanku karena dipenuhi rasa gabut, sejujurnya aku kaget ketika sudah sampai jam 9 malam tapi aku tetap tidak diberi makan padahal di pemberitahuan aku akan diberi makan 3 kali sehari. Saat kutanyakan, ternyata aku hanya diberi makan gratis setiap senin sampai jum'at sedangkan sabtu dan minggu aku harus beli makan sendiri.
Dan yang tak kalah mengejutkanku adalah salah satu tutor disini pergi liburan kebali sehingga tak ada yang membimbingku disini. Aku sudah bisa membayangkan Luar biasa gabutku nanti. Apalagi aku akan mengajar para pelajar yang saat ini sedang berada di pare sehingga ketika mereka datang ke sini nanti, akulah yang akan menyambut mereka. Padahal ini baru tanggal 23, dan mereka akan datang tgl 26, Ya Allah lamanya aku nganggur disini.
Ini sudah tanggal tanggal 24 dan aku sempat berdiskusi tentang materi yang akan kita ajarkan dengan salah satu tutor disini, tidak kusangka bahwa permasalahan tidak hanya antara tutor dan students disini, tapi juga antara tutor dan tutor karena terdapat banyak ketidak samaan pendapat disini, mulai dari ketidakasukaan sifat masing-masing maupun hal-hal lain seperti waktu pengajaran. Repotnya adalah Aku harus menengahi mereka pastinya.
Sambil menunggu murid baru datang, kegiatanku hanyalah makan dan tidur sambil melihat-lihat jam berusaha supaya waktu berjalan lebih cepat karena aku benar-benar bosan dengan keadaan disini yang tidak ada wifi. Jauh berbeda dari Pare tapi bagaimanapun juga, aku akan tetap berada disini lama lagi.
Baiklah mungkin itu dulu yang bisa aku share di pengalaman kali ini, ini akan tetap berlanjut di part kedua karena jika aku lanjut disini maka akan bengkak mata kalian bacanya. Sampai disini dulu ya guys . Akan ku ceritakan pengalaman aku mengajar disini setelah ku alami selama seminggu. So, tungguin ya.
See you
Salam ayam goreng
Komentar
Posting Komentar